31 March 2010 |
0
komentar
*pisang meningkatkan logika, Eh????*
Logicians, In fact, Argue that we can never really prove that a statement is true, we can only prove that is false. Because there's always the possibility that a single, contrary example might exist or will exist in the future or has existed in the past), but simply not yet been observed.
Ini di dapat saat mata kuliah psikologi eksperimen. Tidak salah lagi memang saya menyukai Prof ini mengkonstruksikan pemikirannya.
Beliau mengungkapkan ini saat mengkritisi mengenai kemunculan Positive Psychology.
Positive Psychology muncul setelah mengergumentasikan segala bentuk kesalahan Negative Psychology.
Dengan Membuat Negative Psychology menjadi "orang" yang bersalah, maka Munculah Pahwalan kebenaran, dan itu adalah mereka~
Tapi bukan berarti, kita dan saya lalu benci dengan positive psychology.
Positive psychology sebagai prevensi / kurasi dari negative psychology, bukan?
mereka tidak akan exist bila tidak ada yang mendahului mereka, yaitu negative psychology~
Artinya dalam kehidupan, Negative dan Positive itu adalah suatu hubungan mutualisme, suatu harmonisasi~
hanya kadang tak saya mengerti~
Kenapa manusia tidak suka menghadapi hal yang negatif dan selalu hendak mendapat yang positif~
layaknya 'self-efficacy'
Manusia akan mendapatkan self-efficacy nya akan sesuatu, setelah ia pernah bergulat oleh sesuatu yang negatif itu dan ia menjadi pemenang.
"Mastering Experience!"
Ini meningkatkan Self-efficacy seseorang.
Artinya, tidak selamanya Stressor itu Buruk.
Tidak Selamanya Masalah itu Jelek.
Tidak selamanya negatif itu harus dihindari~
Yang ada semua itu dihadapi.
Selalu berada di zona "nyaman" mu.
Tidak akan menambah kualitas pada dirimu.
Hanya ingin merasakan segala hal yang positif saja, artinya....
Mungkin Anda adalah orang yang paling negatif~
Logicians, In fact, Argue that we can never really prove that a statement is true, we can only prove that is false. Because there's always the possibility that a single, contrary example might exist or will exist in the future or has existed in the past), but simply not yet been observed.
Ini di dapat saat mata kuliah psikologi eksperimen. Tidak salah lagi memang saya menyukai Prof ini mengkonstruksikan pemikirannya.
Beliau mengungkapkan ini saat mengkritisi mengenai kemunculan Positive Psychology.
Positive Psychology muncul setelah mengergumentasikan segala bentuk kesalahan Negative Psychology.
Dengan Membuat Negative Psychology menjadi "orang" yang bersalah, maka Munculah Pahwalan kebenaran, dan itu adalah mereka~
Tapi bukan berarti, kita dan saya lalu benci dengan positive psychology.
Positive psychology sebagai prevensi / kurasi dari negative psychology, bukan?
mereka tidak akan exist bila tidak ada yang mendahului mereka, yaitu negative psychology~
Artinya dalam kehidupan, Negative dan Positive itu adalah suatu hubungan mutualisme, suatu harmonisasi~
hanya kadang tak saya mengerti~
Kenapa manusia tidak suka menghadapi hal yang negatif dan selalu hendak mendapat yang positif~
layaknya 'self-efficacy'
Manusia akan mendapatkan self-efficacy nya akan sesuatu, setelah ia pernah bergulat oleh sesuatu yang negatif itu dan ia menjadi pemenang.
"Mastering Experience!"
Ini meningkatkan Self-efficacy seseorang.
Artinya, tidak selamanya Stressor itu Buruk.
Tidak Selamanya Masalah itu Jelek.
Tidak selamanya negatif itu harus dihindari~
Yang ada semua itu dihadapi.
Selalu berada di zona "nyaman" mu.
Tidak akan menambah kualitas pada dirimu.
Hanya ingin merasakan segala hal yang positif saja, artinya....
Mungkin Anda adalah orang yang paling negatif~