Dilema Heinz: Apa itu Moral ?


Apa itu Moral ? Seberapa nilai moral saya ? Kasus Heinz akan menjawabnya. Berikut ini adalah jawaban yang saya berikan dua tahun lalu saat saya mendapat tugas rumah untuk menjawab ketiga pertanyaan "Dilema Heinz" ini.

Tapi saat saya ingin posting tulisan ini, kok rasanya saya ber de ja vu pernah memperlihatkan tulisan ini di blog saya ya?

tapi tidak ada waktu untuk hunting tulisan terdahulu saya, hm....tidak ada salahnya, silakan nikmati!

Berkomentar malah sangat dihargai....Bebaskan DIRI dari Warisan KOLONIALISME *Prof Bo Mode on*

KASUS 1

Di Eropa ada seorang wanita yang mendekati ajalnya karena mengidap sejenis kangker. Para dokter berpendapat hanya ada satu obat yang dapat menyelamatkannya. Obat itu sejenis radium yang diketemukan oleh seorang apoteker di kota itu belum lama berselang. Beaya pembuatan obat itu mahal tetapi si apoteker masih melipatkan harga obat itu 10 kali dari biaya pembuatannya. Untuk pembuatan ia mengeluarkan biaya $200 dan untuk satu dosis kecil obat itu dijualnya $2000. Heinz suami wanita yang sakit itu pergi ke semua kenalannya untuk meminjam uang tetapi yang diperoleh seluruhnya hanya $1000, separuh dari harga obat itu. Heinz mengatakan kepada apoteker bahwa isterinya hampir meninggal dan dimintanya supaya apoteker itu menjualnya dengan lebih murah atau kalau boleh membayarnya nanti di kemudian hari. Apoteker itu berkata: “Jangan begitu, saya sudah menemukan obat itu dan saya ingin mendapatkan untung juga dari obat saya itu”. Heinz merasa putus harapan dan kemudian menggedor toko orang itu dan mencuri obat itu untuk isterinya.
Apakah Heinz seharusnya bertindak begitu?. Mengapa?

Ya, namun Heinz harus meninggalkan uang yang diperolehnya di toko itu, walaupun tidak cukup setidaknya tetap ada penggantinya. Karena dari awal si apoteker sudah bersikap tidak adil. Si apoteker tidak memikirkan nasib orang lain, dan sebagai manusia Heinz tidak mungkin membiarkan orang yang selama ini menemani hidupnya mati begitu saja, tanpa ia dapat berbuat sesuatu, nantinya ia akan merasa bersalah karena tidak berkorban untuk orang yang selama ini ada di sisinya. Walaupun mencuri dengan alasan apapun dianggap melanggar hukum di lingkungan sosial, tapi ada pengecualian di kasus Heintz, karena mencuri bukan keinginannya, tapi sebuah paksaan untuk menyelamatkan nyawa seseorang.

KASUS 2
Pada akhirnya dokter mendapatkan sedikit obat radium itu untuk isteri Heinz, tetapi obat itu tidak mempan dan tidak ada cara pengobatan lain yang dikenal oleh ilmu kedokteran untuk menyelamatkannya. Dokter tahu bahwa hidup wanita itu kira-kira tinggal 6 bulan lagi. Ia ada dalam kesakitan yang luar biasa, tetapi keadaannya lemah sekali sehingga obat penenang seperti eter atau morphin satu dosis kecil saja akan mempercepat kematiannya. Ia tidak sadar (delirium) dan hampir gila karena sakitnya dan pada saat-saat tenang ia meminta dokter untuk diberi eter cukup banyak supaya meninggal. Katanya ia tidak tahan lagi menderita kesakitan dan toh akan meninggal beberapa bulan lagi.
Haruskah dokter meluluskan permintaannya itu dan membuatnya meninggal supaya segera lepas dari kesakitan yang mengerikan itu? Mengapa?

Ya, karena bila membiarkannya hidup itu sama dengan menyiksanya. Walaupun sebagian orang menganggap hal ini merupakan bentuk pelanggaran HAM dan mungkin dari segi agama pun dilarang, namun membiarkannya tetap hidup dengan rasa sakit itu sangat tidak manusiawi. Ia yang memiliki hak hidup itu dan dia berhak untuk memutuskan hidupnya sendiri dari rasa sakit yang dideritanya. Hal ini tidak saja berdampak baik pada diri wanita itu sendiri yang terlepas dari rasa sakit juga pada orang di sekitarnya yang menanggung biaya pengobatan selama ini.

Tapi jujur, saya belum pernah sama sekali berada dalam keadaan di mana "tidak ada harapan sama sekali"....Mesti ada, karena bukankah manusia ingin hidup di hari esok karena ada harapan, dan bukankah Tuhan akan selalu Exist karena ia berada dalam harapan manusia, dan Dia bermain di sana.

KASUS 3
Sementara itu semua terjadi Heinz meringkuk di penjara karena telah menggedor dan mencoba mencuri obat. Ia dihukum selama 10 tahun. Tetapi setelah 2 tahun ia lolos dari penjara dan pergi hidup di bagian lain dari negri itu dengan menyamar mempergunakan nama lain. Ia mengumpulkan uang dan sedikit demi sedikit ia berhasil mendirikan sebuah pabrik besar. Ia menggaji karyawannya dengan upah yang tinggi dan sebagian besar keuntungannya dipergunakan untuk membangun sebuah rumah sakit untuk merawat para penderita kangker. Setelah 20 tahun lewat, ada seorang tukang jahit yang mengenal pemilik pabrik itu sebagai Heinz, seorang narapidana yang ngabur dan yang menjadi buronan polisi di kota asalnya sana.

Apakah penjahit itu harus melapor polisi? Mengapa?

Tidak, karena setiap orang mempunyai kesempatan untuk berubah dan memulai hidup mereka yang baru lagi. Lagipula itu semua merupakan bagian masa lalu Heinz. Lagipula si penjahit tidak tahu apa-apa mengenai kehidupan Heinz sebelum ia dipenjara dan sebab ia dipenjara, dan apa yang dilakukan Heinz sekarang itulah dirinya. Selama Heinz tidak berbuat jahat, maka setiap manusia berhak mendapat kesempatan kedua untuk berbaur di lingkungan sosialnya dan mendapat penghidupan yang layak. Setiap manusia memiliki pengalaman buruk dalam hidupnya, setiap manusia pasti pernah melakukan kejahatan sekecil apapun itu, namun yang terpenting adalah hikmah dan perubahan yang ada pada dirinya setelah semua itu. Jadi Henitz berhak mendapat kesempatan itu.


Tinggallah Aku & Mama


Kurasa....di jalan ujung depan nanti tinggallah berdiri aku dan mama.

Mama yang mendekapku....

Kurasa.... di jalan ujung depan sana tinggallah aku dan mama.

Mama yang mengatakan, "aku bukan seperti yang aku pikirkan".

Di depan jalan sana, hanya mama yang setia bertahan dan menemani.

Mama akan bilang, "kau tidak perlu mengemis ucap baik dan pujian orang lain untuk menjadi orang baik, cukup merasa baik menjadi dirimu, maka kau adalah orang baik"

Di depan sana hanya mama yang menggenggam tanganku.

Dan mama akan bilang, "kau tidak perlu memaksakan diri untuk disukai orang lain, cukup mama yang menyukaimu".

Damai akan selalu bersamamu, nak!

Jangan merasa sakit karena orang lain, tapi mengertilah karena orang lain tidak pernah mengerti rasa sakit orang lainnya.

Mereka hanya melihat, tapi tidak merasa....

Mereka berucap, tapi tidak mendengar....

Mereka merasa, tapi tidak peduli.

Yang bukan orang lain adalah mama.

Kalau Bukan Karena Dirimu, Aku Tidak Akan Bertahan Dengan Semua Ini

Berdamai dengan Diri


Hal yang paling menyulitkan adalah berdamai dengan hati, tidak mendistorsi pikiran, dan memanipulasi perilaku.

Setidaknya ini yang kurasakan dan sedang kualami.

Kemarin aku mendapat sms dengan isi yang begitu menyakitkan.

"Kata-katamu tadi itu lho "menyerang". Sebaiknya jangan diulangi lagi, itu ga bagus. Sekali lagi maaf ya."

Namun, aku masih merasa hebat, karena di depan teman dekatku aku masih bisa protes, mengkritik sms itu dan menertawakannya.

Tapi hingga sampai kos, aku menangis, merasa salah, means NOTHING, merasa tidak dimengerti, merasa...Ok, saya di sini hanya untuk belajar tidak lebih dari itu. Setidaknya sehabis itu saya langsung migren, tertidur dengan air mata, dan bangun dengan hati yang....entahlah hari ini aku penuh semangat ke kampus, mengerjakan semua tugas dan kewajibanku.

Saat ini di hati, pikiran, dan perilakuku, hanya kuisi dengan tujuan "belajar"

Begini, tidak lebih menyakitkan dan semoga bisa melupakan.....

Orang itu bukanlah orang yang signifikan dan akan menjadi signifikan dalam hidupku, tapi orang itu hanya saja kebetulan mengungkap hal yang dulu pernah diungkapkan oleh orang di masa lalu dan rasa sakitnya, rasa kecewanya, rasa sedihnya, dan rasa salahnya sengaja dipendam entah di dasar hati yang mana.

Ini hanya kebetulan ataukah sebuah teguran ?

Tapi, tulisan ini bukanlah sebuah pembelaan, dalam tulisan ini aku mengakui rasa bersalahku, sekaligus ingin dimaklumi dan dimengerti.

Di dalam kebudayaan ini, sebenarnya aku sedikit mengalami stres akulturasi, tapi sangat bodoh kalau aku menyalahkannya.

Malam itu, akhirnya nyeri punggung yang selama semester ini aku tahan berubah menjadi rasa demam yang begitu tinggi, tapi aku harus menyelesaikan dua buah tugas kelompok.
Dari jam 15.00 hingga 23.00 barulah aku bisa memaksakan bangun dan mengerjakannya hingga subuh hari datang. Pergi kuliah masih dengan perasaan fisik dan psikis yang sakit.

Kemudian kumpul kerja kelompok, dimana saat berkumpul aku harus menghadapi koordinator kelompok yang sudah dipilih-ditetapkan-dan disetujui oleh dirinya, malah datang dengan tangan hampa, tanpa membawa laptop untuk mengetik, tanpa membuka bahan, dan tanpa membaca seksama apa yang dia bawa. Itulah kondisi awal aku mulai tidak nyaman dengan situasi ini.

Aku salah! karena aku menyesuaikan segalanya dengan keadaan "bila aku jadi koordinator maka harusnya.........."
Bagiku jabatan "koordinator" bukanlah jabatan "PENYURUH!"
Koordinator seharusnya mengatur-memotivasi-dan menyiapkan anggota kelompoknya. Setidaknya saat kau memutuskan anggota kelompokmu berkumpul, kau harus TAHU apa yang akan kau diskusikan ! ! !
Aku salah! hari itu aku menilai dan mengevaluasinya dengan standar "koordinasi" yang dominan dari diriku.

Di kebudayaanku tinggal sekarang, I'm not a real women, I'm too bad to be a girl.
Itulah mungkin yang dia pikirkan.

Kemudian dalam waktu yang bagiku untuk ukuran koordinator, dia terlalu lama meninggalkan kelompok untuk mengangkat telpon dan setelah itu duduk sendiri untuk membalas sms, di mana biasanya aku langsung "reject" telpon bahkan dari IBUKU sendiri, karena aku menghargai waktu mereka yang menyempatkan datang.
Aku salah, karena lagi-lagi menilai dan mengevaluasi dengan standarku.

Kurasa, aku bukan gadis yang baik dan halus di mata pria.

Karena beginilah keadaannya.....

Kemudian, evaluasiku semakin menjadi buruk, karena dia mulai "menyindir" mengenai kompetensiku akan sesuatu, dan aku membalas "sindiran" itu dengan menyerang terang-terangan, bahwa DIA TERLALU PENAKUT DIHADAPKAN PADA TUGAS YANG BAHKAN DIA BELUM MEMBACANYA SAMA SEKALI.

Kurasa aku adalah wanita paling kasar di kebudayaan tempat tinggalku sekarang.

Mengungkapkan segala tanpa rasa.

itulah yang terjadi dan kemudian setelah semua berakhir, datanglah sms itu.....dalam diam,aku masih yakin ini semua bukan salahku, dan dia tidak berhak menilai mana perilaku yang bagus dan tidak. Dia terbiasa menyindir sementara aku hidup di lingkungan di mana aku harus mengatakan apa yang tidak kusukai secara langsung.

Hingga sekarang, dalam diam aku berpikir, perilaku ini....adalah
PERILAKU SALAH atau PERILAKU MALADAPTIF
PIKIRAN INI SALAH atau PIKIRAN INI MALADAPTIF
CARA KERJA INI SALAH atau CARA KERJA INI MALADAPTIF.

Tuhan, Beri kesempatan untuk aku menimbal ilmu di luar negara ku sehingga aku tahu, STANDAR INI SALAH atau STANDAR INI MALADAPTIF sehingga tidak sesuai digunakan di negaraku sendiri, tapi darimana aku belajar perilaku maladaptif ini. Dari Signifikan Person dalam hidupku, yang aku yakini, apapun yang ia ajarkan adalah yang terbaik, mungkin bukan di zaman sekarang, mungkin nanti.
Beri Aku Jawaban.

Kejadian akhir-akhir ini menyakitkan, tapi dari rasa menyakitkan dalam hatiku selalu tumbuh semangat yang ganas yang tidak akan padam hanya dengan semburan air.
karena aku terlalu fanatik untuk percaya
APA YANG BENAR TIDAK SELALU APA YANG MUDAH
APA YANG BENAR TIDAK SELALU APA YANG TERLIHAT BAGUS
APA YANG BENAR TIDAK SELALU DIKETAHUI OLEH SIAPAPUN

Dia akan diketahui setelah apa yang salah muncul, dan dia akan diketahui setelah dia dibandingkan dengan yang salah, dan dia akan diketahui saat dievaluasi dengan yang salah, yang benar lebih membawa manfaat.

apa yang benar.....apa yang salah....bukanlah sebuah hal mutlak dalam semua konteks kehidupan.

tadi Ibuku menelponku, aku ingin menceritakannya, tapi selalu aku takut hal yang terjadi hanya akan menambah pikirannya.
Aku tahu, bila ini diceritakan pada teman yang mengetahui sifatku, maka mungkin ini adalah hal yang sudah mereka prediksikan akan terjadi suatu saat nanti....inilah pikiran kacauku.
tapi bodohnya tetap saja aku coba, dan begitulah hasilnya. dan mungkin itu memanglah objektif.
"iya memang kau yang keterlaluan dan menyerang"

Tambahan pelajaran hari ini (kenyataan yang objektif itu memang terkadang menyakitkan dan sulit diterima, tapi mau bagaimana lagi? itu memang kenyataan, dan itu dikatakan oleh orang yang sudah lama berada di sampingmu).

Pahit memang, sedih juga, tapi mau bagaimana lagi?

apakah aku harus memasang wajah memelas untuk dikasihani?

Bagaimana kalau memang semua orang tahunya adalah aku orang yang serius dan tanpa perasaan.

Bukan salah mereka, salahku dan konsekuensi akan perilakuku

Setidaknya memiliki blog itu memiliki keuntungan, karena blog tidak pernah memotong pembicaraan- tidak memprotes - tidak mengkritik- tidak membela - tidak menilai - tidak mengevaluasi - dan tidak menyakiti.

Maaf ya blog, akhir2 ini ceritanya tidak terlalu menyenangkan ^^

tapi ada kok yang menyenangkan, hari ini....Aku masuk daftar menjadi Asisten hehehe,
Terima Kasih Tuhan & Terima Kasih Mama ^o^/

Maaf hanya melalui blog


Entah apa yang ingin disimpulkan saat kamu telah selesai membaca posting blog ini. Yang ada dipikiranku sekarang adalah....."tuliskan".

Ini bukan tulisan penting, ini hanya curahan hati. STOP! membaca di sini bila ini memang tidak ada kepentingannya dengan kalian. Itu lebih baik. Karena aku tidak mau tulisan ini menjadi bahan tertawaan, sindiran , dan ejekan.

Ini tulisan yang penting bagiku. Ini adalah tulisan yang sebenarnya ingin kusampaikan pada mereka.

Saat kuliah tadi, saat dosen menuliskan di whiteboard....."Words With Feeling". Rasanya sudah lama lagi tidak menjumpai kata-kata sejenis itu dari mulutku untuk orang-orang yang spesial untukku.

Ada banyak orang yang spesial untukku di sekitarku....dulu dan sekarang. Tapi, apakah mereka merasa bahwa mereka spesial bagiku?
Kurasa tidak.

kurasa tidak ada satu pun manusia di dunia ini yang tidak sama sekali mempedulikan apa yang ada di sekitarnya, acuh tak acuh terhadap lingkungannya, hanya saja mereka MEMILIH untuk bersikap tidak peduli. Dan sikap itulah yang bisa dievaluasi oleh manusia lain.
Sesungguhnya, kupikir tidak ada manusia yang bisa membaca pikiran manusia lain. Karena aku, kau dan mereka adalah sesama manusia.

Rasanya, setiap orang-orang spesial itu berulang tahun, aku ingin sekali mengucapkan
"aku sayang kamu, let's make a good relationship this year and next year and uncountable years later".
Tapi tidak pernah bisa.....

20 tahunku, hanya pada dua orang wanita aku pernah ucapkan kata "aku sayang kamu, jangan menangis teman." dan "mama, nita sayang mama."

Bukan berarti selain dua orang itu, aku tidak pernah menyayangi orang lain. Aku sayang dengan semua orang baik yang ada di sekitarku.

Tapi aku tidak pernah bisa mengucapkannya karena ketakutan dan pikiran irasionalku. Rasanya ingin sekali mengikuti latihan asertif "Words with feeling".

seperti kejadian akhir-akhir ini yang membuatku sangat tidak nyaman.

Aku tahu dirimu, aku mengerti perasaanmu, walaupun terkadang aku tidak setuju denganmu, dan mungkin ini hanya perasaanku terhadap dirimu. Apakah kau merasa dimengerti oleh aku?
Kurasa tidak.

Aku tidak pernah bisa membayangkan bila kau berada di posisiku sekarang, dengan aku yang tidak pernah bisa mengungkapkan perasaan, apa yang akan kau lakukan? Walaupun aku tahu, kau pasti akan melakukan hal yang mungkin tidak bisa aku lakukan, untuk bersikap adil.

Dengan begini, mungkin kau terluka atau mungkin malah tidak apa-apa, tapi aku mengalami apa-apa. Bahkan sering tersenyum pahit dalam diriku.

Bahkan bila diminta untuk mencari kosa kata emosi, aku tidak bisa menemukannya. dan aku tidak bisa mengkategorikan perasaan ini menjadi kata emosi apa, hanya aku tahu....

AKU TIDAK SUKA DENGAN KEADAAN INI!

Apapun pengertian dan interpretasi dari tulisan ini, yang aku harapkan adalah, semua menjadi kembali normal, dan chaos dalam pikiran juga hatiku menjadi normal kembali.

Tapi dan tapi lagi.....Ini hanyalah sebuah tulisan harapan. Dan mungkin besok tetap dengan keadaan seperti ini.

Kurasa semua akan baik-baik saja, selama tidak ada yang tersakiti, begini lebih baik, karena mungkin aku lebih sering merasakan hal begini, daripada yang lain. Jadi, mungkin tidak butuh waktu yang lama untuk merapikan chaos yang ada di pikiran dan perasaan, harapku!

A Sadder Than Sadness


No One Else

even if i'm reborn a thousand more times
there wouldn't be another person like you Mm~
the person who would warm up my sad life

i'm grateful for that person
for that person, my heart could
hurt indefinitely

even if i can't tell that i love you,
the fact that I'm
able to look at you from a distance, give you everything and love you
even if i'm sad, i'm happy

there is no other love in the world
that would make my chest shake with anticipation like this
my one love that i've hidden so far within my memories
for a person like you, i could endure
painful tears indefinitely

even if i can't tell that i love you, the fact that I'm
able to look at you from a distance, give you everything and love you
even if i'm sad, i'm happy

I don't want anything else except your laughter.
with it, I'll be happy
because love is all about giving,
just about giving


so even if i'm sad, i'm happy

Beauty in Maturity


[ "Kecantikan Wanita dalam Kedewasaan Dirinya" ]

Saya tidak perlu memaksa diri saya untuk tampil dan bersikap seperti sebuah boneka BARBIE,
Tapi saya bisa menunjukkan "Rasa Keanggunan" dari sebuah "Sikap Mandiri & Kedewasaan seorang Wanita".

Tidak perlu memaksakan diri terlalu keras, tidak perlu menjadi berlebihan.

kedewasaan tumbuh dalam sebuah proses natural.
Dan "inner beauty" tumbuh dalam "kedewasaan"

Neither Angel nor Devil



Dakara....saya katakan, saya kurang menyukai hal yang berbau "pengorbanan" untuk hal-hal yang bisa tidak dikorbankan.

Mendapatkan sesuatu dan kehilangan sesuatu....i prefer to Get nothing But keep Something well.
mungkin karena memang saya bukan orang yang memiliki level taking-risk yang tinggi.

Saya tidak mengatakan bahwa untuk tidak mendapatkan sesuatu dan tetap menjaga yang sudah ada itu tidak menyakitkan.
Yang namanya pilihan, biar pun salah satu yang menurut saya terbaik, bukan berarti tidak memilih satu lainnya itu tidak memberikan respon psikis dalam hati saya hahaha *rakus mode on*

tapi ada hal di mana saat saya memberi sesuatu yang saya sangat cintai dan hargai pada orang lain, dan memilih menjaga sesuatu yang sudah saya pertahankan lama itu adalah pengorbanan yang menyakitkan dan sebuah tindakan heroik.

Hal itu hanyalah sebuah "tindakan manusiawi".

Because I'm human, neither angel nor devil, inside of my heart.

Don't push yourself too much.

No Tears


Please, don't make me cry...just you, the only one who can make me cry a lot....But i believe, This world is our friend. This world never let us down.

My irrational way to avoid the pain is enact with "i don't care" type of person, but just you the only one person who i really care a lot.

Please don't cry when i'm so far far away from you.

Please, be strong like a person who ever taught me how to be strong and survive in this wild world and make it be friendly with us

i always think and care everything when it is about you....just you the only one person in this world who become my reason to survive every minutes and every years.

everything i do it for you.

So please, don't cry when i'm so far away from you.

- A Letter to Mamma-

Merasa Malu...


"WOW ! WOW ! WOW ! WOW!".....hanya kata itu yang bisa keluar dari mulutku dan hembusan nafas....saya membuka salah satu blog tetangga saya dan kemudian iseng membuka link-link blog yang ada di tempatnya....WOW! Mereka semua keren!

Sungguh....setiap postingan itu konyol tapi bermakna dan sangat mencerminkan kecerdasan mereka. Tunggu dulu! mereka tidak menguraikan salah satu rumus matematika yang masih belum bisa dipecahkan oleh dunia.

Mereka menulis apa yang mereka pikirkan - analisa - imajinasikan dan itu terlihat begitu konyol, namun sangat menusuk rasaku karena aku merasa begitu KAKU dan KECIL ! dan mereka begitu KEREN! hahaha....(apakah kalian ingin bilang aku iri? ya! aku sangat iri!)

Aku berpikir....Bagaimana mereka bisa berpikir asimetris seperti itu hahaha....

Mereka KEREN!

Aku sungguh merasa mengalami penurunan kognisi dan imajinasi saat aku sudah merasa terangkat dari keterpurukan?

Apakah benar....Keterpurukan membuat seseorang menjadi lebih kreatif untuk bangkit daripada untuk mempertahankan setelahnya....~~

saya mengalami itu (T_T) dan saya bingung bagaimana mempertahankannya! TIDAK! bahkan saya bingung bagaimana kembali padanya~

Setan-setan kecil ini.......tapi, bersyukurlah hari ini membaca blog-blog yang begitu inspiratif! membuat saya mengkritisi diri saya sendiri, sungguh....

dan ada satu kritikan pada diri saya yang saya rasa akan menyinggung anda-anda yang merasakan hal ini....

Sepertinya saya tidak berbeda dengan orang-orang yang suka nonton tv 24 jam, menonton sinetron, padahal saya meremehkan orang-orang ini....tapi apa bedanya saya?????

Koneksi internet untuk hal-hal entertaimen bukan? yang dibuka wesbite entertaimen bukan? dan yang ditonton entertaimen bukan? hanya saja saya mengkamuflasenya dengan berkilah INI BERBEDA! ya beda, BEDA NEGARA SAJA!

Saya malu! dan saya biarkan Anda melihat rasa malu ini, karena siapa tau kita sama-sama terjebak dalam lubang setan kecil ini....

dan tentu saja tidak hanya itu, perubahan itu tidak sulit tapi memulai perubahan itu yang cukup menantang, But i'm Anita (narsistic)a

Background

Powered By Blogger

Siapa Aku

My photo
Tanjung Duren, Jakarta, Indonesia
Kata Agama, Aku dari Tanah. Kata Otak, Aku sekumpulan sirkuit saraf. Kata huruf aku ANY. Kata Hati, Aku berjiwa, jiwa manusia, selayak-layaknya keberadaan manusia di muka bumi.