mimpi untuk merdeka

Bukankah sedari dulu memang yang merdeka adalah negaranya bukan manusianya?

Sewaktu aku lahir, telah ada beberapa hal dari dalam diriku yang telah ditentukan oleh lingkungan keluarga. Semakin aku menjadi besar, semakin beberapa hal dari diriku ditentukan oleh lingkungan masyarakat, dan menjadi besar lagi semakin ada beberapa hal dalam diriku yang ditentukan oleh sesuatu yang aku yakini. Begitulah seterusnya......

lalu bila begini apalagi yang mesti dipertanyakan dan perlu dijawab. yang perlu dilakukan hanyalah jangan melanggar yang sudah ditentukan dan berjalan di jalan yang sudah ditentukan.

Kurasa semua manusia begitu, namun hanya persentasenya yang berbeda. Mungkin kebebasan orang barat lebih besar persentasenya dibandingkan aku di sini.

beberapa hal yang sensitif sudah ditentukan, lalu aku mau apa?

Serasa menyakitkan, bukan? tapi yang mencoba melanggar sedari dulu pun tak mendapatkan kebebasannya dan hanya berakhir dengan cerita tragis, lalu aku mau apa?

Pernahkah kau mencoba melanggar dan apa yang kau lihat di depan mata hanyalah linangan air mata dan senyum yang bengkok dari orang-orang terdekatmu? apa kau merasa nyaman, lalu aku mau apa?

Ujung-ujungnya, memang yang diakui itu adalah kemerdekaan bangsa ini, tapi bukan manusianya.

Lalu aku mau apa?

0 komentar:

Background

Powered By Blogger

Siapa Aku

My photo
Tanjung Duren, Jakarta, Indonesia
Kata Agama, Aku dari Tanah. Kata Otak, Aku sekumpulan sirkuit saraf. Kata huruf aku ANY. Kata Hati, Aku berjiwa, jiwa manusia, selayak-layaknya keberadaan manusia di muka bumi.