My HolyNight

Mungkin terdengar berlebihan, tapi inilah yang kurasakan sewaktu menghabiskan malam akhir dan awal tahun. Menghabiskannya dengan tidak menjadi sendiri.

1. Aku masih bisa merasakan 'ini seperti mimpi'

Sewaktu duduk di atas menara itu, memandang satu arah yang penuh dengan gemerlap dan suara mesin bersahut-sahutan, kemudian ketika aku memutar badanku ke arah yang berlawanan, aku melihat suasana yang lebih tenang, lebih redup dan anginnya terasa begitu menenangkan. Saat memandang angkasa kosong dan melihat warna-warna yang muncul dan hilang di angkasa. Aku berpikir.....Mana pernah menyangka, jam 2 pagi, aku berada di tempat seperti ini, dengan perasaan seperti ini, pemandangan seperti ini, dan ketenangan candu seperti ini.

2. Sikap gentle tuan-tuan itu telah membuatku merasakan satu perasaan yang mungkin aku lupa rasa.

Sewaktu dalam perjalanan yang sepi dan lenggang, dihampiri orang mabuk, diiringi bermacam-macam jenis kendaraan bermotor, dan suasana berdesak-desakan. Ada satu hal yang tiba-tiba aku rasakan, rasa yang selama ini aku tolak karena tak ingin jadi lemah. Sewaktu itu dan setelahnya, tahukah wahai tuan-tuan, aku merasakan perasaan menjadi "adik" dan "perempuan". Walaupun aku mengejek-ejek dan merasa aneh dengan kecerewetan tuan-tuan itu dengan sikap tak amanku sebagai pejalan kaki, tapi di hati sisi lain, seperti ada aliran emosi yang berbeda dan yag tak pernah kurasa, merasa "aman" dan "terlindungi" bahwa semuanya akan menjadi baik-baik saja. Mungkin aku lupa merasakannya atau tidak sempat atau tidak mempunyai kesempatan untuk itu ehehe....Terima Kasih telah menjagaku dengan baik wahai tuan-tuan.

3. Momen seperti ini lagi......

Sewaktu itu aku melemparkan pertanyaan pada mereka, "sampai sekarang aku bingung kenapa jadi aku wanita satu-satunya di sini?"....Pertanyaan ini, sudah kupikirkan saat suasana mulai tenang dan memandang kosong ke depan. Tiba-tiba pertanyaan ini keluar dalam hatiku saat aku mulai ajak Tuhan berbicara, dan saat itu sebenarnya aku sudah mendapatkan jawaban dari pengalamanku.

>> Bila pernah mendengar kisahku ini bahwa mesti ada dalam satu dalam momen hidupku, aku akan bertemu dengan orang-orang yang "hebat". Aku tidak berbohong. Sudah ada beberapa, dan sebagian dari beberapa itu telah mendapat tempat yang cocok untuk mereka. mesti kalian tak percaya, biarlah. Begitu pun malam tadi, aku berpikir....bukankah rencananya tidak seperti ini, lalu kenapa aku bisa jadi tiba-tiba menjadi wanita sendiri sepeeti aku menghadapi orang-orang seperti ini sebelumnya. Kurasa ini kesempatan *lagi* dan yang selalu tak kumengerti, untuk apa semua ini?

Percayakah kalian kalau aku percaya kalian akan jadi seseorang nantinya di masa depan. Kalian harus percaya.

4. Merpati putih......tengah malam?

Ya, saat aku merebahkan tubuhku dan memandang angkasa di atas.....aku melihat satu bintang di antara awan-awan putih dan merpati putih lewat. Kaget, takjub dan tak percaya, karena saat dulu aku pernah mendengarkan satu lagu, aku pernah punya imajinasi seperti ini. Tak peduli dengan apa yang ada di sekitar.....aku menutup mata dan sedikit mengulang nada lagu itu. Ah, ini romantis sekali.

5. Lupa mengemis.

Saat ditawarkan waktu untuk sendiri, aku telah berdoa saat aku merebahkan diri. karena gelap, sedikit air mata yang bersarang mungkin memang tak akan terlihat. Saat aku menutup mata.....seperti banyak klip yang berkeliaran, yang pertama adalah mama. aku kangen sekali dengannya ternyata. Kemudian.....dan kemudian.

Hingga pada akhirnya, di satu detik setelah aku menyelesaikan semua ucapan terima kasihku, aku baru menyadari bahwa tahun ini tak ada doa mengemis dariku, isinya adalah terima kasihku.

Apa maksudnya? maksudnya semua sudah terpenuhi?

Tidak, hanya saja waktu itu aku ingat om pernah bilang, kita itu sudah terlalu banyak doa untuk mengemis tapi lupa berterima kasih. Karena itu, momen menenangkan dan begitu mengesankan bagiku karena begitu indah aku gunakan untuk doa syukur, karena aku akan tahu bahwa aku akan mengemis pada Tuhan setiap saat. Tapi momen indah harus digunakan untuk menyatakan perasaan spesialku padanya. seperti seorang kekasih yang menyatakan perasaanya di suatu momen spesial ehehehe.....belebihan ya ini.

dan....

Momen berdesakan saat itu......Yang kurasa adalah, selama ini aku mengidealkan dan memimpikan keaadaan harmonisasi dan ketenangang. Tapi dalam kehidupan nyata, benar itu adalah hal ideal dan mimpi.

Berada dalam kondisi seperti orang antri sembako katanya, ya.......saat itu juga perasaan ekslusivitas itu menghilang dan bahwa begitulah di hadapannya, semua terlihat sama.

Raut wajah yang kulihat adalah kesengsaraan, penderitaan, amarah, sikap tak peduli, kejam, tak berperasaan dan menantang maut.

Momen jam 12 itu seperti.....Bila kau lihat "atas" kau lihat indahnya kegemerlapan dan hilang dalam beberapa detik, saat kau tengok "bawah dan samping kanan kirimu" kau akan lihat pergulatan dari penderitaan dan kesengsaraan.

Itulah kenapa, melihat angkasa terasa menenangkan.

0 komentar:

Background

Powered By Blogger

Siapa Aku

My photo
Tanjung Duren, Jakarta, Indonesia
Kata Agama, Aku dari Tanah. Kata Otak, Aku sekumpulan sirkuit saraf. Kata huruf aku ANY. Kata Hati, Aku berjiwa, jiwa manusia, selayak-layaknya keberadaan manusia di muka bumi.