Pengakuan Sang Negatif

Si positif mungkin tidak akan merasakan hal seperti ini, bahkan mereka tidak akan mau bersusah payah untuk mengetuk pintu hati kita hanya sekedar bertanya apa rasanya menjadi si negatif.

Si positif itu terpandang, besar, dipuja, dan selalu menjadi benar.
Kita ini.....dianggap harus dijauhi, dibuang, ditelantarkan, kalau bisa dibinasakan dari muka bumi.

Si positif percaya bahwa mereka adalah orang-orang kiriman malaikat dan Tuhan sayang dengan mereka.
kita ini lahir karena kecelakaan saja, salah buat dan Ibu Iblis yang merawat kita.

Si positif selalu dipamerkan, dan diperkenalkan ke orang sejagad dunia.
Kita ini apalah artinya, kalau bisa ditumbuk dalam-dalam, dimasukkan dalam peti, atau ditutupi dengan kain kafan. Semua orang malu dengan kita.

Si positif itu berjalan kemana saja, berbicara apa saja, bertingkah apa saja
Kita ini.....bila dapat berjalan tanpa luka itu sudah cukup, jangan berharap tanpa hina dari mereka.

Kita ini menjijikkan sekali.

Tapi walaupun kita menjijikkan, tapi harusnya kita tidak malu. Yang menjuluki kita negatif itu kan mereka, tidak ada dari kita yang meminta label ini. Kita berusaha untuk seperti mereka, yang kita pikir mereka tak punya sisi negatif sama sekali. Tapi di tengah jalan kita ini kelelahan.

Mereka positif bahkan tak menoleh pada kita, apalagi mau menawarkan setetes air.
Kita ini minta diselamatkan, tapi mereka pikir bila kita binasa itu lebih baik.

Di saat badai datang, mereka positif tidak tahu bahwa kita juga menangis seperti mereka, bisa merasakan kehilangan karena label kita dan dihina habis-habisan apalagi dijauhi teman itu adalah aktivitas hidup kita.
Tapi positif itu, bukannya memeluk kita, dan mengisi kekosongan kita, mereka sibuk membantu mereka yang positif.

mereka mengagungkan sekali toleransi dan empati, tapi sayang itu bukan untuk kita yang terkenal sebagai anak iblis, orang negatif.

Sekali-kalinya kita salah, rasanya tak ada maaf bagi salah kita.
Sekali-kalinya mereka positif salah, katanya itu khilaf.

Dengan kondisi di mana aku tak pernah merasa positif, aku tak malu menjadi negatif yang punya sisi positif.
Selama negatif itu terkungkung dalam dan tidak menyakiti orang lain. Biarkan ia, tanpa mengemis, menemukan sisi positifnya.

Di suatu hari...

Si negatif melihat ribuan orang di sekitar positif, harapnya....
setelah ia berjalan marathon dengan bulir-bulir ion negatif yang keluar melalui kulitnya.
Ia bisa mengakui pada dirinya bahwa yang dia lakukan adalah kebaikan. dan menjadi positif dengan prosesnya.....

0 komentar:

Background

Powered By Blogger

Siapa Aku

My photo
Tanjung Duren, Jakarta, Indonesia
Kata Agama, Aku dari Tanah. Kata Otak, Aku sekumpulan sirkuit saraf. Kata huruf aku ANY. Kata Hati, Aku berjiwa, jiwa manusia, selayak-layaknya keberadaan manusia di muka bumi.