^Putri Kecoa & Pangeran Kodok^


Ini bukanlah kisah cinta klasik tapi sebuah pengalaman emosi menyenangkan mengenai seorang pangeran kodok dan putri kecoa!

Dan putri kecoa itu adalah aku, karena aku selalu merasa seperti kecoa dihadapan laki-laki yang membuatku kagum tak berdaya!

Sang putri kecoa adalah putri yang terlalu menggunakan otak kirinya, dalam pikirannya hanyalah fakta dan kuliah. Ia hanya mau menerima sesuatu yang logis. Suatu ketika di semester awal kuliah, sang putri kecoa pergi ke tempat makan favoritnya. Di sanalah dia melihat pangeran kodok. Pangeran kodok itu selalu duduk di bangku itu, memesan berbagai jenis sayuran tanpa ada daging/ ayam, dan di satu tangannya pasti ada sebuah buku/Koran. Putri kecoa melihat bahwa pangeran kodok sangat jauh berbeda dari orang-orang yang ada di sekitarnya. Akhirnya putri kecoa selalu melihatnya dan memperhatikan kebiasaan pangeran kodok.
Pangeran kodok selalu melakukan hal-hal yang sama sehingga putri kecoa dengan mudah mengerti perilaku makan si pangeran kodok. Tanpa sadar putri kecoa suka melihat punggung pangeran kodok saat makan dan itu menjadi kebiasaan hingga semester 3.

Di suatu hari, si putri kecoa makan di tempat yang sama. Ia melihat pangeran kodok sedang memilih makanan bersama seorang putri kupu-kupu. Hati putri kecoa sakit sekali bahkan hendak terobek-robek tiada tara. Saat itu putri kupu-kupu menjatuhkan sesuatu di piring nasinya dan pangeran kodok menyarankan agar si putri kupu-kupu mencuci tangannya. Melihat adegan bagaimana pangeran kodok memperlakukan si putri kupu-kupu membuat putri kecoa merasa kerdil sekali. Kemudian putri kecoa antri untuk membayar makanan, dan tidak disengaja si pangeran kodok juga antri di belakang putri kecoa, tapi sayang saat itu bukannya senang, tapi hati putri kecoa sudah cemburu buta.

Kemudian putri kecoa memutuskan untuk duduk di bangku paling ujung supaya tidak bisa melihat punggung pangeran kodok seperti biasanya. Tapi putri kecoa bingung ternyata kemudian pangeran kodok memilih tempat duduk yang berbeda dari biasanya. Ya, pangeran kodok duduk menghadap putri kecoa dan putri kecoa langsung membelakanginya. Dan satu keanehan lagi si putri kupu-kupu justru duduk di tempat lain.

Setelah selesai berdoa sebelum makan, putri kecoa makan dengan lahap dan wajah cemberut. Yang ada di pikiran putri kecoa saat itu adalah, cepat habiskan makanan dan pergi!
Ternyata tiba-tiba muncul suara yang tidak asing meminta izin untuk duduk di samping putri kecoa. HAH? Dan itu adalah pangeran kodok!
^*%&%@#^(O@*#@)P#(

Satu pertanyaan yang sekarang ada di kepala putri kecoa….APA ALASAN PANGERAN KODOK MELAKUKAN ITU?
Dia bukan orang yang memperhatikan lingkungan sekitarnya, bahkan saat itu ada wanita yang menjatuhkan piring hingga pecah, dia tetap tidak membalikkan kepalanya untuk melihat ada kejadian apa sementara orang lain ribut. Dia tetap makan dengan tenang.
Pangeran kodok dan putri kecoa melakukan percakapan di mana putri kecoa selalu menampakkan kebodohannya di hadapan pangeran kodok.

APAKAH MEMANG SEBEGITU MISTERIUSNYA HIDUP PUTRI KECOA? ATO PANGERAN KODOK SAAT ITU KESAMBET?

Dan baru-baru ini, si putri kecoa tahu bahwa pangeran kodok sangat terkenal di kampusnya karena dia sangat pintar dan tampan. Walaupun bagi putri kecoa, pangeran kodok itu masih kalah tampan dengan tetchan dan kyu hyun ^_^;; Walaupun pangeran kodok juga berasal dari ras asia timur dengan mata sipit,kecil yang imut (+_+)
Bahkan, salah satu teman kos temennya putri kecoa sangat mengagumi pangeran kodok ini.

Yang putri kecoa takutkan adalah…karena pangeran kodok banyak memiliki fans dan bila berita ini tersebar, yang putri kecoa takutkan adalah….dan putri kecoa pun sadar bahwa

PUTRI KECOA TIDAK BEGITU PANTAS UNTUK PANGERAN KODOK! DAN SEMUA ORANG MESTI SADAR DAN MELIHAT ITU !

PUTRI KECOA TETAP SAJA AKAN MENJADI KECOA T_______T

*psikolog yang buruk!*

0 komentar:

Background

Powered By Blogger

Siapa Aku

My photo
Tanjung Duren, Jakarta, Indonesia
Kata Agama, Aku dari Tanah. Kata Otak, Aku sekumpulan sirkuit saraf. Kata huruf aku ANY. Kata Hati, Aku berjiwa, jiwa manusia, selayak-layaknya keberadaan manusia di muka bumi.