Nita udah belajar keras, tekun dan mencoba disiplin, tapi kenapa lagi-lagi cobaan itu datang tanpa diundang.
Nita selalu bertanya pada Tuhan bahkan dengan nada marah, tapi tetap saja diam tak ada jawaban!
Lalu dengan sendirinya jawaban itu datang….
“sebelum kau pergi, maka perbaikilah dulu keluargamu!”
Awalnya nita tak mengerti akan Rencana Tuhan…
Malam itu, nita dan ibu sudah sepakat akan mengirim nita keluar dari
Sebelum tidur, nita berpikir lagi, benarkah sudah keputusan yang akan nita ambil ini?
Lalu bagaimana dengan ibu? Bukan hanya nita yang menjadi korban masa lalu, tapi ibu juga!
Bila saya pergi jauh dari Beliau, apa Beliau akan baik-baik saja? Apa Beliau tidak kesepian? Apa akan ada orang yang merawat Beliau? Siapa yang akan menemani Beliau?karna ayah, adik dan kaka selalu punya urusan masing-masing di luar.
Saya yakin Beliau akan semakin merasa tertekan, karna tidak ada lagi yang melindunginya, lalu saya pun berdoa pada Tuhan :
“Tuhan, Berilah jalan terbaik dalam kebimbangan ini!”
Awalnya nita tidak bisa terima dengan jalan ini….
Bisa saat itu, bila nita terus memaksakan diri, tapi hati nurani berkata “jangan” karna awal akan menentukan akhir!
Bila awalnya jujur dan baik maka akan berakhir baik pula.
Nita percaya itu!
Pengorbanan pun dimulai…..
Sakit memang! Tai harus dirasakan!
Rencana Tuhan pun berjalan seiring mengalirnya waktu.
Buku psikologi, Motivasi hidup dari profesor saya “om buyung” dan keyakinan akan kata hati nurani.
“Perbaiki Diri dan Keluarga!”
Awalnya saya benar-benar sangat meragukan ini semua, mungkinkah seorang anak berusia 17 tahun membuat sebuah perubahan besar, mengubah tradisi lama yang kaku dan mengubah watak orang dewasa yang sudah melekat bertahun-tahun?
Saya mulai dengan perbaikan disiplin diri sendiri, baru saya menyelamatkan keluarga yang kehilangan komunikasi ini.
3 Bulan berlalu dan saya terus melangkah maju ke depan! Mulai melakukan pendekatan ke dalam keluarga.
Bermula dari ibu….
Akhirnya dengan perlahan, Beliau mau mengatakan semua isi hati Beliau selama ini yang selalu tertutupi oleh kerja kerasnya sebagai seorang ibu dan sosok “ayah” yang Beliau rebut.
Kemudian kakak dan adik….
Akhirnya dengan perlahan, mereka mau untuk lebih betah di rumah dan mendekati Ibu sebagai seorang Ibu dan Seorang sahabat.
Lalu Ayah….
Sempat takut memang, tapi karna ini Rencana Tuhan, maka lancarlah jalannya!
Ternyata yang diinginkan ayah selama ini adalah rasa ingin diperlukan oleh semua anggota keluarga, mungkin karna Beliau orangnya pasif sedangkan Ibu aktif, maka sosok Beliau sering tertutupi oleh keaktifan Ibu, sehingga anak-anak sering menganggap sosok “ayah” sebenarnya tidak ada dan tidak mempedulikan anak-anaknya.
Nita pun tak kalah terkejut! Nita tidak menyangka akan bisa melakukan ini semua dalam waktu kurang dari satu tahun, padahal masalah ini sudah berpuluh tahun adanya, walopun masih ada satu lagi, tapi itu bukan di keluarga inti, jadi nita tidak mau ambil pusing! Dan itu juga sudah masa lalu…Lupakan! Kata itu adalah kata yang paling bijaksana saat ini.
Sekarang nita tinggal di keluarga yang hangat, penuh kasih sayang dan canda tawa. Di saat serius, ayah dan ibu bersikap layaknya orang tua yang bijaksana, namun di kala santai, anak-anak dengan ayah dan ibu bersikap seperti sahabat yang ramai akan lelucon.
Yah, sekian banyak tugas yang nita punya, beberapa sudah selesai, jadi bila nita harus pergi kapanpun, nita sudah tenang dan lega.
Ayah akan melindungi anggota keluarga yang lain, Ibu tidak akan kesepian lagi, Kaka bisa menjaga adik dan adik tidak perlu mengalami masa gelap seperti saya.
Bahagia, bangga, senang, sudah tak tau lagi kata apa yang pantas mewakili perasaan ini! Tuhan telah memberi saya jalan yang terbaik dalam menempuh hidup ini.
Saya ingin bersekolah di luar
Di luar dugaan, Universitas di sini membuka jurusan itu untuk angkatan pertama tahun ini. Dan ayah berkeinginan agar saya kuliah di Banjarbaru saja.
Bahagia mendengarnya! Karna dulu ayah bukan orang yang seperti ini atau memang saya yang tidak tahu. Dulu ayah seakan-akan memiliki dunia kesibukan sendiri, tapi sekarang Beliau sangat memperhatikan anak-anaknya.
Saat saya menulis ini, saya menahan tangis. Saya menahan tangis saat mendengar pernyataan ibu tadi malam.
Saya berkata bahwa saya ragu bisa memasuki jurusan dan universitas besar itu, lalu ibu berkata dengan ayah di samping ;
“ Nita sudah berkorban satu tahun, melakukan banyak hal, pasti Tuhan akan memberi jalan!”
Itu adalah Doa Ibu yang paling menyentuh selama saya hidup sampai saat ini.
Thank’s Mom ^______^
0 komentar:
Post a Comment