10 May 2009 |
2
komentar
Hal terpenting bila kau ingin mengetahui standar orang lain adalah dengan mengerti akan nilai hidupnya.
Sadar atau tidak sadar, orang-orang yang berada di sekitar kita adalah orang yang telah lulus dari standar nilai hidup kita.
Nilai hidup itu penting, namun terkadang orang mengabaikannya.
Nilai hidup itu bisa dibentuk seseorang dalam bentuk apa saja, tak ada yang bisa menyebutnya salah, di matanya itulah mana ”yang baik” dan mana ”yang buruk”.
Setidaknya dengan memiliki nilai hidup, kau mengetahui identitas dirimu, hal ini terinspirasi dari pembicaraan masalah temanku,
Dia anak hukum yang mengagumi seorang kaka angkatan yang berprofesi sebagai fotografer. Kemarin saat ia jalan ke kos temannya, mereka membicarakan bahwa ada satu orang kaka angkatan yang di luar keliatan alim bangeeet dan pintar, namun ternyata suka main cewek sampai ke tempat tidur.
Malamnya ia meminta waktuku, dia bilang ”aku ini anak desa, ga mengerti hal begituan, waktu mendengar itu aku shock berat, ternyata seperti ini to yang orang bilang, kota xxx tu banyak pergaulan bebas namun sangat tertutup hehehe....
Aku juga Cuma bisa tersenyum, karena bersamaan aku mendapat kabar bahwa anak cewek yang kulihat polos dan pintar ternyata peminum berat, dan jujur aku juga sangat tabu dengan hal seperti itu.
Yang putih bisa jadi hitam, yang hitam bisa berpura-pura menjadi putih, maka yang tabu akan warna harus memiliki kewaspadaan tingkat tinggi.
”nit, aku jadi ragu dengan orang yang aku sukai selama ini, aku jadi ingin tau apa dia pernah xxx gitu ya? Tapi perasaanku mengatakan dia bukan tipe orang yang seperti itu.”
Yang dia percayai ”bila cewek baik-baik yang ga pernah macam-macam, maka pasti akan dapet pria yang baik-baik yang juga ga pernah macam-macam.”
Yang kutangkap itulah nilai hidupnya.
Lalu aku tanya, ”gimana kalo dia ternyata pernah xxx itu?”
Dia ga tau,
Pendapatku adalah kau berhenti menyukainya karena dia tidak sesuai dengan nilai hidupmu, yang tersiksa nantinya juga kalian berdua, nilai hidup itu sulit diubah. Mungkin sekarang kau bisa memakluminya bila ia pernah xxx, akh itu masa lalunya, namun nanti di masa depan bila ada masalah kau mungkin akan menyalahkannya dan mengungkit masalah xxx-nya, karna kau ga akan pernah lupa hal yang bertentangan dengan nilai hidupmu.
Contoh paling mudah adalah
Saat seorang wanita dan laki-laki yang berbeda agama saling menikah. Bila keduanya menganggap nilai agama itu adalah penting dalam nilai hidup mereka maka akan menjadi masalah nantinya. Saat menikah dan setelah menikah pasti ga masalah, keduanya saling mencoba untuk mengerti dan memahami, namun saat setelah mempunyai anak, masalah muncul, apa agama anak ini nanti,
Yang nyatanya adalah, aku pernah mewawancarai seorang gadis di kampus untuk tugasku semester lalu dimana orang tuanya bercerai hanya karena masalah perbedaan agama.
Bagiku, INGAT! Bagiku bukan bagi kalian! Agama bukanlah sesuatu yang harusnya menjadi masalah, karena agama itu untuk diri sendiri dan akibatnya juga untuk diri sendiri, jangan pernah mendikte orang itu berdosa atau berpahala karena itu kewajiban Tuhan bukan manusia
Agama itu bukan status, tapi pegangan untuk berjalan dalam hidup
Karena ia bukan status maka, ga ada kata putus-sambung, tinggi-rendah, semua kembali kepada yang menjalankannya
Jadi alasan ortu itu bercerai, kupikir bukan karena masalah AGAMAnya namun masalah EGO masing-masing yang tak mau kalah.
Sadar atau tidak sadar, orang-orang yang berada di sekitar kita adalah orang yang telah lulus dari standar nilai hidup kita.
Nilai hidup itu penting, namun terkadang orang mengabaikannya.
Nilai hidup itu bisa dibentuk seseorang dalam bentuk apa saja, tak ada yang bisa menyebutnya salah, di matanya itulah mana ”yang baik” dan mana ”yang buruk”.
Setidaknya dengan memiliki nilai hidup, kau mengetahui identitas dirimu, hal ini terinspirasi dari pembicaraan masalah temanku,
Dia anak hukum yang mengagumi seorang kaka angkatan yang berprofesi sebagai fotografer. Kemarin saat ia jalan ke kos temannya, mereka membicarakan bahwa ada satu orang kaka angkatan yang di luar keliatan alim bangeeet dan pintar, namun ternyata suka main cewek sampai ke tempat tidur.
Malamnya ia meminta waktuku, dia bilang ”aku ini anak desa, ga mengerti hal begituan, waktu mendengar itu aku shock berat, ternyata seperti ini to yang orang bilang, kota xxx tu banyak pergaulan bebas namun sangat tertutup hehehe....
Aku juga Cuma bisa tersenyum, karena bersamaan aku mendapat kabar bahwa anak cewek yang kulihat polos dan pintar ternyata peminum berat, dan jujur aku juga sangat tabu dengan hal seperti itu.
Yang putih bisa jadi hitam, yang hitam bisa berpura-pura menjadi putih, maka yang tabu akan warna harus memiliki kewaspadaan tingkat tinggi.
”nit, aku jadi ragu dengan orang yang aku sukai selama ini, aku jadi ingin tau apa dia pernah xxx gitu ya? Tapi perasaanku mengatakan dia bukan tipe orang yang seperti itu.”
Yang dia percayai ”bila cewek baik-baik yang ga pernah macam-macam, maka pasti akan dapet pria yang baik-baik yang juga ga pernah macam-macam.”
Yang kutangkap itulah nilai hidupnya.
Lalu aku tanya, ”gimana kalo dia ternyata pernah xxx itu?”
Dia ga tau,
Pendapatku adalah kau berhenti menyukainya karena dia tidak sesuai dengan nilai hidupmu, yang tersiksa nantinya juga kalian berdua, nilai hidup itu sulit diubah. Mungkin sekarang kau bisa memakluminya bila ia pernah xxx, akh itu masa lalunya, namun nanti di masa depan bila ada masalah kau mungkin akan menyalahkannya dan mengungkit masalah xxx-nya, karna kau ga akan pernah lupa hal yang bertentangan dengan nilai hidupmu.
Contoh paling mudah adalah
Saat seorang wanita dan laki-laki yang berbeda agama saling menikah. Bila keduanya menganggap nilai agama itu adalah penting dalam nilai hidup mereka maka akan menjadi masalah nantinya. Saat menikah dan setelah menikah pasti ga masalah, keduanya saling mencoba untuk mengerti dan memahami, namun saat setelah mempunyai anak, masalah muncul, apa agama anak ini nanti,
Yang nyatanya adalah, aku pernah mewawancarai seorang gadis di kampus untuk tugasku semester lalu dimana orang tuanya bercerai hanya karena masalah perbedaan agama.
Bagiku, INGAT! Bagiku bukan bagi kalian! Agama bukanlah sesuatu yang harusnya menjadi masalah, karena agama itu untuk diri sendiri dan akibatnya juga untuk diri sendiri, jangan pernah mendikte orang itu berdosa atau berpahala karena itu kewajiban Tuhan bukan manusia
Agama itu bukan status, tapi pegangan untuk berjalan dalam hidup
Karena ia bukan status maka, ga ada kata putus-sambung, tinggi-rendah, semua kembali kepada yang menjalankannya
Jadi alasan ortu itu bercerai, kupikir bukan karena masalah AGAMAnya namun masalah EGO masing-masing yang tak mau kalah.
2 komentar:
Hmm... Aku kurang nangkep maksud ceritamu tentang xxx karena kurang sistematis, Nit. Jika kau perbaiki mungkin aku bisa mengerti. Jangan lupa, pembaca tak mengerti kisah itu seperti kamu mengertinya.
Mungkin kau bisa beri kalimat pengantar sebelum setiap dialog, karena terkesan melompat-lompat.
Aku komentar yang nikah beda agama aja, ya...
Hmm... bisa, bisa karena ego, Nit. Dari sudut pandang psikologis, aku juga berani bilang bahwa semua perceraian, dengan permasalahan besar ataupun kecil, semua karena masalah ego. Bayangkan dua orang dengan sifat berbeda, pria dan wanita, budaya berbeda, prinsip hidup berbeda, lalu kau tambahkan agama berbeda... Keyakinan=prinsip utama, kepercayaan yang susah dikompromikan, dasar segala sesuatu, apa tidak terlalu banyak perbedaan yang mereka alami? Pertimbangkan juga dalam kondisi penuh tekanan, kebanyakan keputusan diambil berdasarkan nilai-nilai yang masing-masing pegang!
Aku sarankan sama Nita, jangan sampai terjebak pikiran heuristik: jika ada satu dua perkawinan beda agama yang berhasil, maka semua bisa berhasil. Sebagai psikolog, kita harus pertimbangkan perbedaan sebagi unsur pemisah. Percaya tak percaya, persamaan justru unsur penyatu yang utama.
Eum...iya tul ^.^v
ada orang berpendapat bahwa karena mereka berbeda justru makanya "Klik"
hahaaaaa~~
tapi bagiku...perbedaan malah bisa jadi senjata makan tuan wakakakaa~~
Kasiaaan, ma anaknya gitu T_T
*mereka kan ga salah, ga minta lahir di keluarga pecah gitu pula T.T
hahahahaa~~
ouh soal itu, ga penting banget seh >,<;;
maap ya jadi bikin bingung hahahaaa~~
*soalnya aku juga bingung dengan apa yang kutulis hahahaaaa (^o^)
Post a Comment