19 December 2010 |
0
komentar
Mother, how are you today?
this is a note from your daughter.
with me, everything is okay.
Mother, don't worry, i'm fine.....
Kata Beliau, ini adalah lagu pengiring tidurku saat aku masih berada dalam 'ayunan'
Walaupun di suatu hari dulu kala, aku pernah bertanya kenapa bisa dilahirkan, sekarang aku bertanya untuk apa dilahirkan. ini bukan pernyataan penyesalan, tapi aku hanya ingin hidup dan mati sia-sia. setidaknya bila pun aku hidup karena suatu kebetulan, maka ini merupakan kebetulan yang indah dan ajaib, untuk itu tak ingin aku akhiri dengan 'kebetulan mati'.
Mama, satu bulan ini aku hanya sempat menjawab sapaanmu 3 kali. i miss you like crazy.
saat tadi kau menelponku, aku hanya sempat menjawab 1 menit dan karena tugas duniawi aku menutupnya.
Mama, kata orang begini, namanya profesional.
tapi mama.....profesional itu kurasa kejam sekali. profesional itu membuatku merasa tidak nyaman dan bersalah.
Mama, banyak orang bangga dan mengagumi orang-orang sepertiku tadi. tapi mama, apa mereka juga seperti keadaanku sekarang, menangis penuh penyesalan.
Mama, kau hanya memberikan waktumu 1 kali di hari minggu untuk membalas kerinduanmu setiap minggu, karena aku tahu, kau sangat mempercayaiku dan kewajibanku sebagai mahasiswa dan kau tunda menagih hakmu atas kewajibanku sebagai anak.
Mama, aku tahu kau ingin membuatku menjadi profesional, tapi......
profesional dengan cara barat seperti ini sungguh mendangkalkan hati dan menajamkan materi, mama.
Mama, kurasa orang-orang sepertiku tadi itu tidak profesional, tapi mereka buta, buta akan duniawi, dan menenggelamkan rasa.
Mama, bila aku profesional, maka aku harus bisa menyenangkan dirimu sebagai anak, membanggakan dirimu sebagai status profesiku, dan selalu membuatmu tenang dengan segala sikap dewasaku. Mama, begitu baru profesional.
this is a note from your daughter.
with me, everything is okay.
Mother, don't worry, i'm fine.....
Kata Beliau, ini adalah lagu pengiring tidurku saat aku masih berada dalam 'ayunan'
Walaupun di suatu hari dulu kala, aku pernah bertanya kenapa bisa dilahirkan, sekarang aku bertanya untuk apa dilahirkan. ini bukan pernyataan penyesalan, tapi aku hanya ingin hidup dan mati sia-sia. setidaknya bila pun aku hidup karena suatu kebetulan, maka ini merupakan kebetulan yang indah dan ajaib, untuk itu tak ingin aku akhiri dengan 'kebetulan mati'.
Mama, satu bulan ini aku hanya sempat menjawab sapaanmu 3 kali. i miss you like crazy.
saat tadi kau menelponku, aku hanya sempat menjawab 1 menit dan karena tugas duniawi aku menutupnya.
Mama, kata orang begini, namanya profesional.
tapi mama.....profesional itu kurasa kejam sekali. profesional itu membuatku merasa tidak nyaman dan bersalah.
Mama, banyak orang bangga dan mengagumi orang-orang sepertiku tadi. tapi mama, apa mereka juga seperti keadaanku sekarang, menangis penuh penyesalan.
Mama, kau hanya memberikan waktumu 1 kali di hari minggu untuk membalas kerinduanmu setiap minggu, karena aku tahu, kau sangat mempercayaiku dan kewajibanku sebagai mahasiswa dan kau tunda menagih hakmu atas kewajibanku sebagai anak.
Mama, aku tahu kau ingin membuatku menjadi profesional, tapi......
profesional dengan cara barat seperti ini sungguh mendangkalkan hati dan menajamkan materi, mama.
Mama, kurasa orang-orang sepertiku tadi itu tidak profesional, tapi mereka buta, buta akan duniawi, dan menenggelamkan rasa.
Mama, bila aku profesional, maka aku harus bisa menyenangkan dirimu sebagai anak, membanggakan dirimu sebagai status profesiku, dan selalu membuatmu tenang dengan segala sikap dewasaku. Mama, begitu baru profesional.
0 komentar:
Post a Comment