17 December 2010 |
0
komentar
Dulu, aku juga pernah merasa begitu....
Karena dulu aku belum tahu warna manusia itu tidak hanya 12 atau mejikuhibiniu. manusia itu warnanya persis seperti bunglon.
manusia bisa mengangkatmu dan menjatuhkanmu, manusia bisa mencintaimu kemudian berbalik membencimu, manusia bisa membuatmu menjadi spesial padahal bagi dia kau bukan apa-apa.
yang perlu kau lakukan adalah....Merasakannya.
Setiap stimulus yang kau terima, kau harus berhati-hari merasakannya.
Dengarkan aku, memang banyak orang berkata perasaan itu sangat subjektif, tapi rasio itu adalah kognitif yang dapat menghancurkan juga.
Bila aku ingin memahami dan melihat pengetahuan luas maka akan aku gunakan rasio dan kognitif, tapi bila aku ingin benar menebak dan memahami warna manusia aku gunakan RASA. karena warna manusia tidak hanya satu, maka kau tidak pernah bisa objektif menilainya.
Gunakan rasa, dan jangan takut dengan subjektivitas. Subjektivitas hanyalah objektivitas yang belum terkumpulkan data-datanya.
Karena dulu aku belum tahu warna manusia itu tidak hanya 12 atau mejikuhibiniu. manusia itu warnanya persis seperti bunglon.
manusia bisa mengangkatmu dan menjatuhkanmu, manusia bisa mencintaimu kemudian berbalik membencimu, manusia bisa membuatmu menjadi spesial padahal bagi dia kau bukan apa-apa.
yang perlu kau lakukan adalah....Merasakannya.
Setiap stimulus yang kau terima, kau harus berhati-hari merasakannya.
Dengarkan aku, memang banyak orang berkata perasaan itu sangat subjektif, tapi rasio itu adalah kognitif yang dapat menghancurkan juga.
Bila aku ingin memahami dan melihat pengetahuan luas maka akan aku gunakan rasio dan kognitif, tapi bila aku ingin benar menebak dan memahami warna manusia aku gunakan RASA. karena warna manusia tidak hanya satu, maka kau tidak pernah bisa objektif menilainya.
Gunakan rasa, dan jangan takut dengan subjektivitas. Subjektivitas hanyalah objektivitas yang belum terkumpulkan data-datanya.
0 komentar:
Post a Comment