17 April 2010 |
2
komentar
Malam ini saya menonton sebuah film anime, film ini sangat bagus~
kenapa?
Film ini berceritakan mengenai sebuah organisasi yang bereksperimen menciptakan "personality management"....bagaimana seorang manusia dimanipulasi bisa mengikuti apapun yang dikatakan oleh ekperimenter.
Ekperimen yang menggunakan manusia sebagai alat, tak pernah bisa kumaklumi.
Tapi kadang mereka berpikir~
Harus ada sesuatu yang dikorbankan untuk memperoleh sesuatu yang besar, dari-untuk-oleh manusia.
Hingga sekarang, aku tak pernah mengerti dengan pengertian "pengorbanan"
Yang dikorbankan adalah orang-orang hebat yang tak kan pernah bisa tak aku kagumi,
tapi yang mendapat pengorbanan semena-mena mengabaikan pengorbanan orang lain~
Lalu, kenapa berkorban, kenapa harus ada yang dikorbankan dan mengorbankan~
Aku tidak mengerti~
Dua manusia dalam satu lab.
Mereka saling menguatkan satu sama lain, dan menjadi saling ketergantungan.
Hidup sebagai alat eksperimen dengan penuh tekanan, membuat salah satu darinya membuat kepribadian lain sebagai pertahanan diri. Kepribadian lain ini mempengaruhi satu orang lagi untuk juga membuat kepribadian lainnya.
suatu hari, saat ekperimen dilakukan, dengan sengaja kedua anak kecil ini dipisahkan~
satu terselamatkan dan satu lagi tetap hidup sendirian di laboratorium.
DENDAM! bagaimana rasanya seseorang yang mencintai, melepaskan tanganmu saat sedang berlari bersama untuk mencari jalan keluar dan meninggalkanmu sendiri di tempat itu. Dan tanpa tahu bahwa semua itu adalah rekayasa eksperimenter untuk membuat PTSD.
Anak yang tertinggal di lab menjadi begitu dingin dan tanpa perasaan, hingga dewasa keduanya bertemu lagi.
Kesimpulannya :
Setelah melihat film ini, satu hal yang kumengerti,
Sejahat apapun manusia.....tetap dia tidak akan bisa berbuat jahat yang sama pada orang yang mencintainya.
Manusia, yang terabaikan dan tersiksa, asalkan ada satu orang di dunia ini yang bisa menerima dan menyayanginya apa adanya, Dia Mesti Masih Bisa Selamat!
Percaya, aku percaya karena aku telah merasakan!
Itulah kenapa, pernah kukatakan, aku tidak memerlukan orang banyak untuk tetap bertahan dan menjadi kuat.
Asal ada 1 orang yang percaya, Aku akan Selamat.
Untuk itu,
aku tidak mengerti
kenapa ada anak yang mengabaikan orang tuanya?
Kenapa ada sahabat yang mengkhianati sahabatnya?
kenapa ada pacar yang menyelingkuhi pacarnya?
Padahal~
Saat semua orang menjauhimu dan melukaimu, bila saja ada satu orang yang percaya padamu dan menerimamu apa adanya, kau akan terselamatkan dan tetap bertahan di dunia ini.
Tapi manusia hanya mengenal kata "pengorbanan" tanpa tahu bagaimana rasanya "berkorban"
Mereka sulit untuk "berkorban" tapi mereka terlalu mudah menyia-nyiakan "pengorbanan" orang lain.
Hingga akhirnya aku menolak pemikiran Behavioristik yang terlalu menyederhanakan manusia,
Manusia tidak hanya merespon stimulus yang ada dan stimulus selalu akan menghadirkan respon.
Manusia di satu sisi kompleks, di sisi lain unik.
Jahat/baik manusia itu tidak bisa diukur~ hanya bisa dipersepsi, untuk itu ada hukum agar menjadi objektif, tapi tetap seorang hakim yang memutuskan hukuman tidak bisa hanya menggunakan logika, tapi nurani~
Seorang wanita membunuh untuk mempertahankan dirinya dari laki-laki yang ingin memperkosanya,
Seorang Ibu mencuri susu di supermarket untuk bayinya,
Seorang pejabat korupsi untuk menyenangkan istri yang dia cintai.
Itulah kenapa, kejahatan tidak akan pernah bisa dihapuskan di dunia ini.
Hukum hanya bisa mengatur perilaku manusia, mengikat perilaku manusia, padahal hukum itu sendiri pun bukanlah cerminan kebaikan bagi semua manusia, tapi ada tangan penguasa bermain di dalamnya demi kepentingan kelompok tertentu.
Kejahatan tidak akan pernah habis di dunia ini, karena orang yang melakukan kejahatan belum tentu dirinya berpikir itu adalah sebuah kejahatan~
Mungkin Itulah kenapa, orang-orang suci dahulu selalu mengatakan,
"Balaslah kejahatan dengan kebaikanmu............"
Daripada memikirkan dan menuliskan sesuatu hal yang negatif "Anti Global Warming" akan lebih baik menebar kebaikan dan sesuatu hal yang positif...."Go Green"!
Daripada mengkhianati seseorang setiap tahun, lebih baik mencoba setia pada seseorang setiap tahun~
Toh, yang diuntungkan juga manusia itu sendiri~
Sering terpikir bahwa memang ada hal di dunia ini yang "cukup" dibiarkan apa adanya,
Tapi manusia selalu ingin sesuatu yang "terlihat"
Padahal yang terlihat belum tentu terasa
Manusia tau konsep "surga"
Pernah mendengar berita seorang kaya raya membuat taman yang menyerupai surga?
~Itulah Manusia~
kenapa?
Film ini berceritakan mengenai sebuah organisasi yang bereksperimen menciptakan "personality management"....bagaimana seorang manusia dimanipulasi bisa mengikuti apapun yang dikatakan oleh ekperimenter.
Ekperimen yang menggunakan manusia sebagai alat, tak pernah bisa kumaklumi.
Tapi kadang mereka berpikir~
Harus ada sesuatu yang dikorbankan untuk memperoleh sesuatu yang besar, dari-untuk-oleh manusia.
Hingga sekarang, aku tak pernah mengerti dengan pengertian "pengorbanan"
Yang dikorbankan adalah orang-orang hebat yang tak kan pernah bisa tak aku kagumi,
tapi yang mendapat pengorbanan semena-mena mengabaikan pengorbanan orang lain~
Lalu, kenapa berkorban, kenapa harus ada yang dikorbankan dan mengorbankan~
Aku tidak mengerti~
Dua manusia dalam satu lab.
Mereka saling menguatkan satu sama lain, dan menjadi saling ketergantungan.
Hidup sebagai alat eksperimen dengan penuh tekanan, membuat salah satu darinya membuat kepribadian lain sebagai pertahanan diri. Kepribadian lain ini mempengaruhi satu orang lagi untuk juga membuat kepribadian lainnya.
suatu hari, saat ekperimen dilakukan, dengan sengaja kedua anak kecil ini dipisahkan~
satu terselamatkan dan satu lagi tetap hidup sendirian di laboratorium.
DENDAM! bagaimana rasanya seseorang yang mencintai, melepaskan tanganmu saat sedang berlari bersama untuk mencari jalan keluar dan meninggalkanmu sendiri di tempat itu. Dan tanpa tahu bahwa semua itu adalah rekayasa eksperimenter untuk membuat PTSD.
Anak yang tertinggal di lab menjadi begitu dingin dan tanpa perasaan, hingga dewasa keduanya bertemu lagi.
Kesimpulannya :
Setelah melihat film ini, satu hal yang kumengerti,
Sejahat apapun manusia.....tetap dia tidak akan bisa berbuat jahat yang sama pada orang yang mencintainya.
Manusia, yang terabaikan dan tersiksa, asalkan ada satu orang di dunia ini yang bisa menerima dan menyayanginya apa adanya, Dia Mesti Masih Bisa Selamat!
Percaya, aku percaya karena aku telah merasakan!
Itulah kenapa, pernah kukatakan, aku tidak memerlukan orang banyak untuk tetap bertahan dan menjadi kuat.
Asal ada 1 orang yang percaya, Aku akan Selamat.
Untuk itu,
aku tidak mengerti
kenapa ada anak yang mengabaikan orang tuanya?
Kenapa ada sahabat yang mengkhianati sahabatnya?
kenapa ada pacar yang menyelingkuhi pacarnya?
Padahal~
Saat semua orang menjauhimu dan melukaimu, bila saja ada satu orang yang percaya padamu dan menerimamu apa adanya, kau akan terselamatkan dan tetap bertahan di dunia ini.
Tapi manusia hanya mengenal kata "pengorbanan" tanpa tahu bagaimana rasanya "berkorban"
Mereka sulit untuk "berkorban" tapi mereka terlalu mudah menyia-nyiakan "pengorbanan" orang lain.
Hingga akhirnya aku menolak pemikiran Behavioristik yang terlalu menyederhanakan manusia,
Manusia tidak hanya merespon stimulus yang ada dan stimulus selalu akan menghadirkan respon.
Manusia di satu sisi kompleks, di sisi lain unik.
Jahat/baik manusia itu tidak bisa diukur~ hanya bisa dipersepsi, untuk itu ada hukum agar menjadi objektif, tapi tetap seorang hakim yang memutuskan hukuman tidak bisa hanya menggunakan logika, tapi nurani~
Seorang wanita membunuh untuk mempertahankan dirinya dari laki-laki yang ingin memperkosanya,
Seorang Ibu mencuri susu di supermarket untuk bayinya,
Seorang pejabat korupsi untuk menyenangkan istri yang dia cintai.
Itulah kenapa, kejahatan tidak akan pernah bisa dihapuskan di dunia ini.
Hukum hanya bisa mengatur perilaku manusia, mengikat perilaku manusia, padahal hukum itu sendiri pun bukanlah cerminan kebaikan bagi semua manusia, tapi ada tangan penguasa bermain di dalamnya demi kepentingan kelompok tertentu.
Kejahatan tidak akan pernah habis di dunia ini, karena orang yang melakukan kejahatan belum tentu dirinya berpikir itu adalah sebuah kejahatan~
Mungkin Itulah kenapa, orang-orang suci dahulu selalu mengatakan,
"Balaslah kejahatan dengan kebaikanmu............"
Daripada memikirkan dan menuliskan sesuatu hal yang negatif "Anti Global Warming" akan lebih baik menebar kebaikan dan sesuatu hal yang positif...."Go Green"!
Daripada mengkhianati seseorang setiap tahun, lebih baik mencoba setia pada seseorang setiap tahun~
Toh, yang diuntungkan juga manusia itu sendiri~
Sering terpikir bahwa memang ada hal di dunia ini yang "cukup" dibiarkan apa adanya,
Tapi manusia selalu ingin sesuatu yang "terlihat"
Padahal yang terlihat belum tentu terasa
Manusia tau konsep "surga"
Pernah mendengar berita seorang kaya raya membuat taman yang menyerupai surga?
~Itulah Manusia~
2 komentar:
Kamu tahu gambar apa yang kamu ambil itu, Nita?
Itu bahtera Nabi Nuh dan merpati yang kembali ke tangan Nuh dengan membawa daun zaitun. Nuh melepaskannya untuk melihat apakah air sudah surut.
Aku heran mengapa orang-orang menggunakannya sebagai simbol perdamaian.
Seseorang pernah berkata padaku,"Lebih baik menghentikan kekerasan atau menumbuhkan perdamaian?" Waktu itu kami berdiskusi panjang lebar dan melihat realita, bahwa kejahatan di dunia jauh lebih banyak dari kebaikan. Dan daripada memfokuskan tenaga untuk memperbaiki kejahatan, akan lebih mudah kalau tenaga kita difokuskan pada kebaikan yang lebih sedikit, kebaikan yang bisa bertumbuh dan berlipat ganda kelak.
*aku tidak tahu asal usul gambar itu, i like, then i take it (bodoh ya hehehe....)
Makasih untuk info gambarnya~...Hm merpati itu selalu terlihat elegan di mataku (*.*)
Yokatta, akhirnya, memang ada kalanya~....dua jalan berbeda menemukan satu jembatan yang sama...
tidak mengerti?
Maksudku, kali ini aku tidak perlu berdebat! hahahaha~
Sepenuhnya Setuju dengan pendapatmu (^.^)/
Post a Comment