Saya Bisa!

Saya Bisa!

Happyholic *3-18 tahun,memori masa kecil yang terlalu pedih*

Dear My Blog,

Saat saya masih di bangku SD, mungkin saya adalah salah satu anak yang mengalami krisis kebahagian sebagai seorang anak kecil yang ingin bersenang-senang. Keluarga saya saat itu termasuk golongan menengah ke bawah, segala-galanya serba pas-pasan. Entah apa yang telah terjadi dengan orang tua saya saat mereka masih muda, tapi keluarga dari papah selalu berbuat diskriminasi terhadap saya dan sepupu saya. Segala-galanya serba berbeda dan dibanding-bandingkan. Dari makanan saya yang hanya sekotak nasi dan telur ceplok itupun sudah dingin karna dibawa sedari pagi dan baru dimakan saat siang hari sebelum pergi les, sedangkan sepupu saya yang makanannya selalu disediakan dari lauk-pauk, sayur, nasi hangat hingga minuman hangat. Tapi saya tidak bisa melakukan pembelaan, karna tidak ada yang dapat saya banggakan dari diri saya. Hari demi hari harus dilalui dengan penuh tekanan hingga saya memutuskan untuk menulis sebuah diary agar dapat memuntahkan rasa sesak dan sakit di hati saya. Setiap lembar saya menulis diary dan setiap saat itu juga satu per satu tetesan air mata mencuat keluar dan membasahi kertas diary yang harganya murah itu tapi isinya begitu bermakna, saat itu umur saya baru 10 tahun. Hingga lulus dari sekolah dasar dengan nilai yang pas-pasan dan menjadi bahan gunjingan juga perbandingan di keluarga itu. Satu demi satu vonis menimpa diri saya bahwa saya anak yang bodoh dan sangat tidak mungkin untuk masuk ke Sekolah Menengah Pertama yang paling favorit dan baik di daerah saya. Tapi saya memberanikan diri mendaftar dan akhirnya entah mungkin Tuhan mengasihani saya, anak yang tidak mengerti apa-apa dan tidak tahu apa-apa dan tidak mendapat kebahagian seperti masa kecil anak lainnya, saya diterima di sekolah itu. Saat tiga bulan pertama saya bersekolah di sana, saya mendapat peringkat 8 dari 40 siswa yang menurut saya adalah hal yang benar-benar membanggakan bagi diri saya karna itu adalah pertama kalinya saya mendapat peringkat di kelas, tapi tetap tak berarti bagi keluarga itu karna sepupu saya mendapat peringkat yang lebih tinggi, tapi wanita tegar yang menjadi ibu saya memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada saya. Dan 3 bulan selanjutnya, saya tidak mendapat peringkat 10 besar dan itu adalah santapan empuk bagi keluarga itu. Hingga akhirnya emosi saya meluap! saya terus belajar tanpa kenal waktu, terus-menerus selama 3 bulan, saya selalu tidur di atas jam 12 malam, hingga akhirnya pengumuman kenaikan kelas. Hari itu adalah hari yang benar-benar berarti bagi saya, karna hari itu saya membuktikan eksistensi diri saya bahwa saya bisa, dari tidak mendapat peringkat apa-apa, akhirnya saya meraih peringkat 2 dari 40 siswa di kelas saya! dan itu terus berlanjut di kelas-kelas selanjutnya, saya terus mendapat peringkat 1 di kelas hingga saya duduk di bangku SMA, dimana saya mendapat peringkat 3 besar di antara semua anak yang berada di jurusan IPA. Tapi…tahukah kalian, keluarga itu hanya diam, saat melihat saya bisa melebihi sepupu saya, tidak satu patah katapun keluar, semuanya itu saya pendam dalam hati! bahkan orang tua saya pun tidak tahu bahwa sedari kecil batin ini benar-benar sakit, dan menulis ini pun seperti saat di bangku SD saya menulis diari, yang tiap hari anak itu selalu dibayangi oleh kepedihan dan sakit hati yang luar biasa yang sampai sekarang terus dipendamnya, tahukah apa dampak bagi anak itu sampai sebelum ia menemukan sesuatu *hobi membaca buku psikologi kepribadian* dan seseorang bername tag “ogawa”…dampak yang saya dapat dari masa kecil hingga saya lulus SMA dan 3 bulan kurang dari sekarang dan sebagian dampak lagi masih terasa :

1) saya mengidap insomnia akut.

2) Saya tidak pernah merasa bahagia dan puas dengan apa yang saya dapat walaupun teman saya dan orang tua saya begitu bangga dengan prestasi-prestasi saya.

3) Saya tidak bisa mencintai dan tidak ingin menerima cinta dari siapapun.

4) Saya kaku dan menanggapi semua hal dengan serius.

5) Saya tidak bisa mempercayai orang.

6) Saya tidak pernah ingin terikat dengan siapapun termasuk ikatan persahabatan.

7) Saya tidak pernah tersenyum.

8) Orang tua saya bilang saya harus bersikap seperti anak yang sesuai dengan umur saya tapi saya selalu bertindak dan berbicara seolah-olah saya sudah berumur 30an.

9) Dan masih banyak lagi, yang bila diurut tak akan selesai.

Tapi sekarang, saya mencoba berubah! yah saya harus berubah! saya harus menikmati hidup saya! karna hidup hanya sekali! kenapa tidak nikmati anugerah itu!

Masa lalu telah lenyap dan masa depan masih tersembunyi, maka jalanilah hari ini dengan sebaik-baiknya agar tak ada penyesalan di masa lalu dan menyongsong kebahagian di masa depan.

Cintailah orang-orang yang mencintai diri kita dengan tulus, maapkanlah orang-orang yang berbuat salah pada diri kita, karna esok belum tentu mereka masih berada di sisi kita.

KEBAHAGIAN ITU ADA DISAAT PROSES BUKAN HASIL!

0 komentar:

Background

Powered By Blogger

Siapa Aku

My photo
Tanjung Duren, Jakarta, Indonesia
Kata Agama, Aku dari Tanah. Kata Otak, Aku sekumpulan sirkuit saraf. Kata huruf aku ANY. Kata Hati, Aku berjiwa, jiwa manusia, selayak-layaknya keberadaan manusia di muka bumi.